Ia juga menyebutkan bahwa acara ini bukan hanya sekadar program tahunan, melainkan sebuah gerakan yang akan terus berkembang seiring waktu.
“Kami tidak ingin acara ini hanya menjadi sebuah kegiatan yang terlupakan setelah selesai. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan Brave dan program-program serupa agar dapat terus memberikan manfaat, tidak hanya bagi mahasiswa Unusa, tetapi juga bagi komunitas internasional. Kami ingin menjadikan Unusa sebagai pusat pertukaran budaya dan akademis yang diakui di tingkat global,” ujarnya dengan optimisme.
Dr. Handayani juga menambahkan, acara Brave ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Unusa untuk membangun jejaring internasional yang lebih luas.
“Kami melihat bahwa kegiatan seperti ini dapat membuka banyak peluang kerjasama di masa depan, baik di bidang akademis, penelitian, maupun pengembangan sosial. Dengan adanya hubungan yang kuat antara mahasiswa dari berbagai negara, kami yakin Unusa akan semakin dikenal sebagai institusi yang tidak hanya fokus pada pendidikan lokal, tetapi juga berperan aktif dalam membangun komunitas global yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya.
Dengan semangat yang tunjukkan Dr. Handayani, tampak jelas bahwa kegiatan Brave ke-4 ini bukan hanya sebuah acara rutin, tetapi sebuah langkah strategis dalam perjalanan Unusa untuk menjadi universitas yang unggul di tingkat internasional, dan sebagai lembaga pendidikan yang mampu menciptakan dampak positif di seluruh dunia.
Salah satu peserta, Mahasiswa asal Timor Leste, Ribeilizho Carrol Lay Gloria Guterres, menyampaikan kegembiraannya karena dapat ikut serta dalam kegiatan ini.
“Saya sangat senang bisa belajar membuat totebag tie dye, ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Selain itu, saya juga merasa bahagia bisa bertemu dengan teman-teman dari negara lain dan berbagi cerita serta pengalaman,” tuturnya dengan penuh antusias.
Acara Brave ke-4 ini sukses menggabungkan elemen-elemen kebudayaan, pendidikan, dan sosial dalam satu kegiatan yang bermakna.
Kegiatan ini direncanakan akan terus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang, seiring dengan komitmen Unusa untuk terus memperkuat hubungan internasional dan memperluas jangkauan pengaruhnya di dunia pendidikan global.
Kegiatan Brave ke-4 ini tidak hanya menjadi ajang untuk berbagi budaya dan pengetahuan, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa dari berbagai negara.
Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk IOM dan Fakultas Kedokteran Unusa, acara ini berhasil memberikan dampak positif yang meluas, baik bagi mahasiswa, warga migran, maupun masyarakat luas.
Melalui kegiatan ini, Unusa sekali lagi menegaskan posisinya sebagai universitas yang peduli dan aktif dalam membangun hubungan internasional yang kuat dan harmonis. (Nayla)