Cerita Mahasiswa Keperawatan UNAIR Belajar Mitigasi Bencana di Jepang

Selama program berlangsung, Sandrina mendapatkan banyak pengetahuan baru dan pengalaman berharga.

Ia mengikuti serangkaian kegiatan dari JRCKIN seperti orientasi kampus, kuliah, dan diskusi kelompok.

Selain itu, ia juga mengikuti beragam simulasi, seperti simulasi Basic Life Support (BCLS), simulasi perawatan lanjut usia, kunjungan ke Fukuoka Red Cross Hospital (FRCH), dan Fukuoka Citizens Disaster Management Prevention Center.

“Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah kunjungannya ke Fukuoka Red Cross Hospital. Di sana kami belajar tentang cara melakukan mitigasi dan evakuasi jika terjadi bencana di rumah sakit, serta penggunaan peralatan khusus bencana,” jelas Sandrina.

Selain belajar tentang mitigasi, Sandrina kemudian memperkenalkan budaya Indonesia, termasuk pakaian tradisional, tari, dan gamelan.

Ia juga belajar tentang budaya Jepang melalui tari EISA dari Okinawa, penulisan kanji, dan permainan tradisional.

“Pertukaran budaya ini tidak hanya memperkaya pemahaman antar bangsa, tetapi juga mempererat hubungan antar mahasiswa internasional,” ungkapnya.

Setelah menyelesaikan program ini, Sandrina berharap dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang ia peroleh dalam bidang keperawatan dan manajemen bencana di Indonesia.

Ia merasa pengalaman tersebut telah meningkatkan kemampuannya dalam mitigasi dan respon bencana, serta memperluas jaringan profesional internasionalnya.

“Kami berencana untuk terus berkontribusi dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana. Kami juga akan berbagi ilmu kesiapsiagaan bencana kepada rekan-rekan sejawat guna memperkuat sistem manajemen bencana di Indonesia,” pungkas Sandrina. (Nayla)

Tinggalkan komentar