“Penembakan kemarin bisa menjadi momentum yang menentukan jalannya pilpres AS tahun ini. Sangat susah kalau kita berargumen penembakan kemarin tidak membantu untuk menaikan popularitas Trump. Setelah penembakan terjadi, banyak orang kemudian semakin terang-terangan mendukungnya,” ucapnya.
Agas menambahkan penembakan terhadap Trump bisa meningkatkan peluangnya untuk memenangkan pilpres pada tahun ini. Namun, hal itu juga tergantung bagaimana tim kampanye Trump memanfaatkan momentum tersebut.
“Trump tidak ngapai-ngapain pun dia akan menang. Di Amerika, popularitas itu sangat penting buat menang pilpres, sama kayak di Indonesia. Entah orang suka atau tidak suka dia itu urusan lain. Poin pentingnya adalah orang-orang sekarang semakin memperbincangkan Trump,” sambungnya.
Agas berpendapat penembakan pada Sabtu lalu tidak lantas mendorong Presiden AS ke-45 itu untuk membatasi penggunaan senjata api.
“Saya kira penembakan itu tidak akan mengubah pandangan Trump terhadap penggunaan senjata api. Baik Trump maupun Partai Republik sama-sama memiliki nilai untuk mempertahankan amandemen kedua konstitusi AS di mana setiap warga berhak untuk memiliki senjata api,” ujarnya.
Dalam konstitusi AS, baik presiden maupun mantan presiden berhak untuk mendapatkan pengawalan secret service sampai mereka meninggal.
“Mantan presiden dan keluarganya pun berhak mendapatkan pengawalan secret service sampai ia meninggal. Tidak hanya itu, calon presiden yang melakukan kampanye juga dapat dikawal oleh secret service. Kebijakan itu juga mirip dengan yang dilakukan di Indonesia di mana waktu Anies, Prabowo, dan Ganjar kampanye, mereka kan dikawal sama paspampres,” paparnya. ( Nayla).