Example 728x250
Terkini

Keteguhan Iman di Tengah Tragedi: Kisah Haikal dan Doa dari Reruntuhan Al-Khoziny

16
×

Keteguhan Iman di Tengah Tragedi: Kisah Haikal dan Doa dari Reruntuhan Al-Khoziny

Sebarkan artikel ini
Senator Lia Istifhama, saat menjenguk Haikal.

KABARPHATAS.COM, SIDOARJO – Tragedi robohnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, bukan sekadar catatan bencana. Ia adalah potret keteguhan iman, ketahanan psikologis, dan kecerdasan spiritual di tengah kondisi krisis.

Di balik data korban dan operasi penyelamatan yang melelahkan, tersimpan kisah yang menggugah: perjuangan hidup dua santri muda, Syailendra Haikal (13) dan Yusuf (16), yang tertimbun selama dua hari namun tetap berzikir dan melaksanakan salat di bawah reruntuhan.

Example 300x600

Musibah yang terjadi pada Senin sore (29/9/2025) itu kini memasuki hari keenam. Tim SAR gabungan masih berupaya mengevakuasi korban di tengah struktur bangunan yang rapuh dan area pencarian yang kompleks. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melaporkan hingga Sabtu (4/10/2025), total korban tercatat sebanyak 167 orang. Dari jumlah tersebut, 118 telah ditemukan, dengan rincian 103 selamat, 14 meninggal dunia, dan satu orang pulang tanpa perawatan medis.

“Sebanyak 49 orang lainnya masih dalam pencarian berdasarkan daftar absensi pondok pesantren,” ungkap Abdul Muhari.

Kehadiran sejumlah tokoh publik di lokasi maupun rumah sakit menjadi bentuk nyata dukungan moral bagi para korban. Di antaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menko PMK Abdul Muhaimin Iskandar, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Bupati Sidoarjo Subandi, serta anggota DPD RI Dr. Lia Istifhama.

Mereka menyampaikan empati atas duka mendalam yang dialami keluarga besar pesantren, sembari mengapresiasi kerja keras seluruh tim penyelamat.

Namun, perhatian publik terpusat pada kisah dua santri yang bertahan hidup di bawah reruntuhan. Salah satunya, Haikal, menjadi simbol kekuatan batin dan kecerdasan spiritual seorang anak di usia belia.

Dalam kunjungannya ke RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025), Senator Lia Istifhama mengaku terenyuh menyaksikan keteguhan bocah 13 tahun itu.
“Haikal usianya hampir sama dengan anak saya. Sorot matanya menunjukkan rasa sakit yang dalam, tetapi ia tetap tegar. Masya Allah, anak ini luar biasa,” ujarnya.

Bagi Lia, Haikal adalah cermin dari pendidikan spiritual yang membentuk daya tahan mental di tengah bencana. Dalam kondisi terjepit dan gelap, Haikal tetap mengingat waktu salat, bahkan mengajak temannya untuk berjamaah.

“Haikal masih sempat melaksanakan salat di tengah puing. Namun, pada hari kedua, sahutannya tak lagi dijawab. Dari situ ia sadar bahwa sahabat di sebelahnya telah tiada,” tutur Lia.

Kisah itu juga dikuatkan oleh ibundanya, Dwi Ajeng, yang mengatakan bahwa anaknya terus berzikir dan berdoa di bawah timbunan beton. “Bayangkan, di tengah kegelapan dan rasa sakit, anak saya masih ingat salat. Itu membuat saya bersyukur di tengah tangis,” ujarnya.

Haikal juga menceritakan pengalaman spiritual yang sulit dijelaskan secara rasional. Pada hari pertama tertimbun, ia merasa didatangi sosok anak kecil yang membawakannya air minum dan bertanya, “Kakak haus?” Tak lama kemudian, sosok itu menghilang.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *