Opening Ceremony ICAS 13 Dihadiri 1300 Partisipan

Tidak hanya pada sesama akademisi, tapi juga antara akademisi, praktisi, hingga masyarakat lokal.

“Konferensi ini tidak hanya terdiri dari diskusi tetapi juga memungkinkan adanya bentuk ekspresi yang berbeda dalam perbincangan. Hal ini sangat bagus. Karena di sini kamu bisa memiliki karya seni sebagai bagian dari konferensi. Saya mengapresiasi keterbukaan itu,” ucap Hilmar Farid terkait konsep ICAS tahun ini.

Apresiasi IIAS Kepada AIIOC
Prof Philippe Peycam sebagai Direktur IIAS merasa bahagia dapat bekerja sama dengan AIIOC dalam menyelenggarakan ICAS ke-13.

Ia mengaku takjub akan konsep conference festival yang AIIOC rancang untuk pergelaran ICAS tahun 2024 ini.

“Dalam mempraktikkan eksperimen baru mengenai keterlibatan intelektual, kami beruntung menemukan rekan-rekan kami di AIIOC dan UNAIR yang mau menerima tantangan ini bersama kami,” ujar Philippe.

Philippe juga merasa takjub dengan pesona Kota Surabaya sebagai kota metropolitan, namun tetap memiliki banyak nilai budaya dan menjadi rumah bagi seniman dan budayawan.

Keindahan akan keberagaman dan semangat inilah yang membuat IIAS memilih Surabaya sebagai tuan rumah bersama AIIOC sebagai sekretariat pelaksana.

“Kami juga segera menyadari, berkat sejumlah orang yang menjembatani, dengan begitu ICAS versi baru, sebagai ConFest, sebagai acara yang tertanam secara lokal dan terhubung secara global,” tutur Philippe. (Nayla)

Tinggalkan komentar