KABARPHATAS.COM, SURABAYA – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali menyelenggarakan acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024.
Acara yang diikuti oleh ribuan mahasiswa baru ini berlangsung dengan penuh antusias di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya.
Kegiatan yang berlangsung secara hybrid dengan tema “Perfect Action To Be A Successful Generation” ini menekankan pentingnya ketangguhan mental dan integrasi nasional sebagai fondasi keberhasilan generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman.
Dalam rangkaian acara ini, Unusa menghadirkan Yudi Latif, M.A., Ph.D., Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK Indonesia), sebagai salah satu pembicara utama.
Dalam paparannya, Yudi Latif mengajak mahasiswa baru untuk memahami pentingnya revolusi mental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, revolusi mental merupakan kunci untuk membentuk generasi muda yang mampu menghadapi tantangan zaman.
Dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat, generasi muda dituntut untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki mentalitas yang tangguh dan adaptif.
“Revolusi mental bukan hanya tentang perubahan sikap, tetapi juga tentang membangun karakter yang kuat dan berintegritas. Mahasiswa harus mampu menghadapi berbagai situasi dengan sikap yang terbuka, toleran, dan inklusif. Toleransi, dalam hal ini, menjadi pilar penting dalam menjaga keharmonisan di tengah keberagaman yang ada di Indonesia,” ujar Yudi, Senin (02/09).
Yudi Latif menegaskan bahwa mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki mental yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan sikap toleransi dan inklusif.
“Indonesia merupakan negeri yang indah dan kaya akan sumber daya alam, yang menjadi bonus bagi kita. Namun, tantangan terbesar adalah menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu menyepadankan mutu serta pemahaman antar manusia,” ucapnya.
Yudi juga mengungkapkan bahwa generasi muda saat ini harus memiliki tiga keunggulan utama: pengetahuan, keterampilan hidup, dan keunggulan karakter.
“Dalam pembangunan karakter, generasi muda perlu memiliki dua jenis karakter, yaitu karakter personal yang mencakup akhlak yang baik, serta karakter bersama yang mencakup konektivitas dan lingkungan,” jelasnya.
Selain itu, Yudi Latif juga mengingatkan pentingnya sikap anti intoleransi di tengah masyarakat yang semakin plural.
Ia menekankan perlunya menanamkan nilai integritas dalam kehidupan berbangsa, yang meliputi konektivitas dan inklusivitas—dua nilai penting dalam penanaman Pancasila.
“Kita hidup di negara yang penuh dengan keberagaman, dan toleransi adalah kunci utama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.