Poin ini berfokus pada kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Dengan adanya gelaran ini banyak kegiatan akan terlaksana, yang menghubungkan tidak hanya akademisi dengan akademisi, tapi juga akademisi dengan para praktisi. Mereka dapat berdiskusi dalam memecahkan permasalahan bersama,” ujar Wakil Rektor RICD UNAIR tersebut.
Prof Nyoman berharap dengan berlangsungnya ICAS ke-13 dapat memperluas kontribusi UNAIR dalam jejaring internasional.
“Kami berharap ICAS ke-13 dapat membawa UNAIR dalam meningkatkan reputasinya, tidak hanya memberikan kontribusi secara lokal atau nasional, tapi perguruan tinggi yang merupakan bagian dari akademisi global,” paparnya.
Lebih lanjut, Direktur IIAS mengungkapkan, alasan Surabaya terpilih menjadi tuan rumah ICAS ke- 13 adalah karena keunikannya.
Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan tersebut memiliki sejarah dan keberagaman yang menjadi daya tarik tersendiri.
“Karena Surabaya memiliki berbagai kampung bersejarah yang sangat menarik,” ungkapnya.
Sementara itu, Unair sebagai salah satu perguruan tinggi berkelas dunia telah menjalin kerja sama dengan IIAS cukup lama.
Menurut Prof Philippe UNAIR telah berhasil menjalankan berbagai proyek bersama dalam mewujudkan perkembangan yang berkelanjutan.
Alasan ini yang menjadikan UNAIR sebagai mitra yang tepat untuk berkolaborasi.
“UNAIR telah menjadi rekan kerja kami (IIAS, Red) sejak lama. UNAIR memiliki jiwa kolaborasi antar disiplin ilmu yang baik,” paparnya.
Penghujung, seluruh jadwal rangkaian ICAS ke-13 dapat dilihat melalui laman https://icas.asia/icas-13 atau instagram @aiioc.unair. (Nayla).