KABARPHATAS.COM, SURABAYA – Airlangga Global Engagement (AGE) mengadakan Taiwan Alumni Research Day (TADR) 2024 pada Selasa (27/8/2024) di Ruang Amerta, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C Universitas Airlangga (Unair).
Acara itu mengundang para alumni universitas-universitas di Taiwan untuk berdiskusi dan berkoneksi.
Hadir dalam acara itu, Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Prof Muhammad Miftahussurur, Director General TETO Surabaya Isaac Chiu; Direktur AGE Profesor Iman Harymawan dan para alumni dari berbagai universitas Taiwan di Surabaya.
“Acara ini dapat terwujud karena dinner bersama pak Isaac. Kami menyadari bahwa ada lebih dari ratusan alumni dari Taiwan di Jawa Timur. Hal ini merupakan sumber daya yang dapat berpotensi untuk kita kembangkan menjadi kolaborasi,” ungkap Prof Iman.
“Kebanyakan, para akademisi yang lulus akan sibuk pada dunianya sendiri. Dengan adanya acara ini, mungkin kita dapat berkoneksi, berkolaborasi, dan memberikan dampak yang lebih terhadap masyarakat,” tambahnya.
Taiwan merupakan salah satu negara tujuan bagi para akademisi untuk melanjutkan studi mereka. Hal itu dibuktikan dengan adanya lebih dari 20.000 mahasiswa Indonesia yang menjalani studi di sana.
“Taiwan secara global berada pada ranking 20 dalam publikasi dan penelitian. Pemerintah Taiwan juga telah menyiapkan dana lebih dari 5 miliar USD untuk penelitian. Acara ini dapat menjadi model dalam lingkungan akademik Indonesia dan Taiwan,” tutur Isaac.
Output Penelitian Lebih Powerful
Prof Miftah menyatakan bahwa arah ‘angin’ telah berubah, yang dulunya Jepang menjadi tujuan utama para akademisi.
Namun, saat ini Taiwan dan Korea Selatan mulai populer sebagai tujuan studi. Selain itu, Prof Miftah juga menyinggung bahwa output penelitian tidak hanya berupa publikasi saja, namun output juga berhubungan dengan industri yang ada.
“Dengan hal itu (output berhubungan dengan industri, Red), kita dapat menciptakan inovasi paten sebagai output penelitian. Harapannya, kita dapat menciptakan proposal penelitian kolaborasi setelah mengikuti acara ini. Terima kasih telah hadir, dan semoga diskusi yang produktif dan inspiratif dapat terwujud,” ujarnya.
Tahta Amrillah, dosen FTMM Unair yang juga merupakan salah satu alumni universitas di Taiwan turut membagikan ceritanya saat menjalankan studinya.
Menurutnya, fasilitas penelitian di Taiwan sangatlah mendukung. Sehingga penelitian yang dihasilkan maksimal dan berkualitas.
Tahta juga bercerita bahwa salah satu penelitiannya memerlukan pengujian dengan alat khusus yang ada di National Synchrotron Radiation Research Center (NSRRC).
“Maka dari itu, kolaborasi dengan Taiwan sangatlah bagus bagi akademisi Indonesia agar dapat menciptakan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat,” ucapnya. (Nayla).